1. Ellyas Pical (juara tinju dunia kelas bantam yunior versi IBF)
Petinju
yang lahir di saparua-ambon, 24 maret ini merupakan juara dunia dan
petinju profesional pertama dari indonesia yang membuat bendera
indonesia dikenal pertama kali di dunia internasional. Pada tahun
1985-lah dia merengkuh gelar juara pertamanya yang mengharumkan nama
bangsa indonesia. Sejak usia tiga belas tahun dia sudah menggeluti dunia
tinju namun karena mendapatkan tentangan dari orang tuanya akhirnya dia
memutuskan untuk berlatih sembunyi-sembunyi. Petinju amatir yang
bermain dikelas terbang kerap menjadi juara dimulai dari tingkat
kabupaten sampai dengan kejuaraan piala presiden telah dia juarai. Karir
profesionalnya dimulai tahun 1983 dalam kelas bantam junior dan sejak
saat itu banyak prestasi tingkat dunia dia miliki. Dan dialah petinju
profesional pertama yang meraih gelar juara di luar negeri. Dan karir
profesionalnya dia telah meraih rekor 20 kali kemenangan, 11 K.O, 1
Seri, dan 5 kali kalah. Langkahnya akhirnya terhenti terserah menyerah
pada petinju thailand dengan K.O pada ronde 14 pada tahun 1987. Sejak
saat itulah akhirnya sedikit demi sedikit dia menyingkir dari ring
tinju, setelah pensiun sangat mengenaskan dia yang tidak sampai tamat SD
harus bekerja sebagai petugas keamanan disebuah diskotik sungguh
memprihatinkan seorang juara dunia akhirnya jatuh ke dalam keadaan yang
tak sempat terlintas dipikirannya. Karena kasus narkoba sang juara
mendekam di penjara selama 7 bulan, Namun karena kesabaran dia menjalani
kehidupannya ketika dibebaskan, dia diterima bekerja di KONI pusat
sebagai asisten Agum Gumelar.
2. Rahman (juara tinju nasional)
Petinju
berbakat asal sulawesi utara ini menjalani hidup penuh dengan cobaan
sampai tiba klimaksnya dia mengakhiri hidup dengan bunuh diri di rumah
pamannya di palembang. Rahman merupakan kandidat kuat sebagai juara
dunia dari indonesia pada masanya namun keluar-masuk penjara karena
narkoba dan kasus penganiayaan membuat karirnya hancur tak tentu arah.
Karena kasus itu juga dia mendapati julukan sebagai ’litle tyson’. Pada
22 februari 2007 Petinju berdarah manado-palembang ini ditemukan tewas
dikusen pintu rumah pamannya. Kematiannya dikarenakan depresi yang
berlebihan, ketergantungan narkoba, dan juga msalah perceraian kedua
orang tuanya sejak dia masih muda juga menjadi penyebabnya, hingga
rahman tidak lagi mampu menjalani kehidupan seperti biasanya. Calon
juara dunia itupun berakhir dengan kisah sedih kematiannya.
3. Yuni Astuti (atlet bulutangkis nasional)
Pebulutangkis
era 80-an ini telah menggondol banyak prestasi dan puncaknya pada tahun
1985, yuni yang mewakili DKI di PON ke-11 mendapatkan medali perak pada
cabang bulutangkis ganda. Karena prestasi gemilangnya ditahun 90-an
presiden soeharto sempat menawarkan padanya beasiswa POLWAN.
Kegemilangan hanya tinggal cerita dan kenangan saja semuanya hancur
karena sebuah insiden yang menyebabkan kaki kanannya lumpuh dan
menghilangkan seluruh impian masa kecilnya selama ini. Karena insiden
itupun yuni menyadari jika kehidupan ini layaknya roda selalu berputar
terkadang ada diatas tapi ada saatnya kita juga berpijak ditanah. Tidak
mungkin lagi kembali kedunia bulutangkis akhirnya yuni memaksimalkan
bakatnya yang lain yaitu bernyanyi, seorang juara mengakhiri kisahnya
menjadi pengamen. Sungguh Naas.
4. Ray William (mantan pebasket NBA)
Ray
William telah bermain untuk enam tim yang berbeda di NBA, setelah itu
dia memutuskan untuk pensiun dari dunia basket pada tahun 1987, dia
memutuskan pensiun lebih awal dan mendapatkan pesangon sebesar 200 ribu
dolar atau sekitar 2 miliar rupiah. Usai pensiun william terus mengatasi
krisis finansial dalam kehidupannya dan karena itu juga dia harus
merelakan kehilangan keluarganya. Berbagai pekerjaan dia jalani menjadi
apartement pemeliharaan manusia yang kompleks, pelatih basket perempuan
paruh waktu hingga menjadi tukang roti, dia juga mendapatkan menerima
hibah dari asosiasi pemain NBA pensiunan sebesar 100 juta rupiah tapi
semua itu sama sekali tidak bisa memperbaiki kehidupannya. Selama
setahun william sempat menghabiskan hidupnya menganggur dan menjadi tuna
wisma di Florida. Akhirnya dia mengambil posisi sebagai spesialis
reakreasi di kota New York pada 2010.
5. Zhang Shangwu (atlet senam China)
Nasib tak pernah ada yang tahu kapan akan berubah begitulah yang
dirasakan oleh pesenam muda china ini. Sebelumnya dia sempat
digadang-gadang akan menjadi pesenam terbaik china setelah mendapatkan
dua medali emas pada universiade, olimpiade untuk mahasiswa. Tapi cedera
telah membunuh karirnya sebagai pesenam, ditahun 2002 dia pensiun.
Tingkat pendidikan yang rendah membuat zhang hanya menjadi pelayan
restoran, pekerjaan itu tak bertahan lama dia berganti pekerjaan di
panti jompo lagi-lagi cedera yang menghentikan zhang. Biaya hidup yang
serba mahal membuat zhang tak punya cara untuk mencukupi sampai akhirnya
dia ditangkap karena mencuri dan dipenjara selama 5 tahun. Tidak
memiliki cara apapun lagi untuk bekerja akhirnya zhang memutuskan turun
ke jalanan untuk menjadi pengemis. Tapi permainan nasib kembali
ditunjukkan, seorang penggemarnya mengenali wajah zhang saat memamerkan
kebolehan senamnya dipinggir jalan, detik itupun dimulailah kisahnya
dimuat di berbagai media. Setelah itu dia mendapatkan banyak tawaran
kerja bahkan dari seorang pengusaha terkaya negeri tirai bambu itu.
6. Zou Chunlan (atlet angkat besi wanita China)
Atlet angkat besi china ini setelah pensiun terpaksa harus menjadi
pembersih wc umum untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zou rela
meninggalkan bangku sekolahnya saat usia 13 tahun demi menjadi atlet
angkat besi profesional ditahun 1980. Dia juga tidak pernah berpikir
tentang kehidupan setelah pensiun sebagai atlet nantinya, kenyataan
memang begitu pahit. Pengorbanannya mengharumkan nama bangsa dengan
empat medali emas dan beberapa medali lagi tak ada artinya setelah dia
pensiun. Setelah pensiun dia hanya bisa menekuni pekerjaan yang
menggunakan kekuatan fisik saja misalnya, bekerja didapur angkat besi
tim putri, membawa karung di perusahaan konstruksi, menjual kebab domba
di pinggir jalan, sampai menjadi pemijat di sebuah pemandian umum yang
hanya memberikan penghasilan sebesar 500 yuan perbulan. Zou menetap di
sebuah kamar yang berukuran 5 meter persegi bersama suaminya. Kehidupan
zou semakin diperparah disebabkan oleh penyakit yang diderita, penyakit
yang membuat tubuhnya berubah seperti laki-laki misalnya suaranya yang
berubah, lalu rambutnya yang menjadi kasar, tumbuh bulu kumis dan
jenggot yang membuat dia harus sering-sering bercukur itu semua
disebabkan karena terlalu sering menggunakan obat-obat penambah stamina
saat masih menjadi atlet. Keberuntungan masih menaunginya dia
mendapatkan bantuan dari salah satu LSM untuk membuka usaha pencucian
pakaian.
7. Sergio Lopes Segu ( mantan pemain Barcelona )
Sergio
merupakan gelandang sukses barcelona di tahun 80-an, dia pernah membawa
barcelona menjuarai piala winner tahun 1989. Sergio yang harus
pensiun dini karena cedera yang dia derita membuat dia merasa depresi
berlebihan kemudian ditambah lagi dengan kehidupan rumah tangganya yang
hancur berantakan membuat sergio sulit menjalani kehidupan secara
normal. Sampai akhirnya dia nekat menabrakan diri pada sebuah kereta
yang sedang melaju kencang. Dan diusianya yang ke-39 kehidupan sergio
berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar