Menguliti seputar ROKOK, tidak pernah ada habisnya. Seperti halnya kasus kondom yang masih panas saat ini, begitupun rokok, sejak zaman Majapahit hingga sekarang selalu saja membawa aura panas untuk dibicarakan. Frankly speaking,
saya anti rokok dan benci rokok, tapi tak sekalipun saya pernah membeci
perokok. Hanya yang saya benci adalah tabiat kebanyakan perokok di
negeri kita yang semau udelnya sendiri. Okelah, misal ada orang berbuat
mesum, berzina disatu ruang dan kita tak sengaja menyaksikan didekatnya,
atau mereka yang minum-minuman khamr, wine, tuak
beralkohol dan sebagainya sementara kita duduk manis disampingnya.
Kedekatan kita dengan mereka sama sekali tak berpengaruh, dosa dan
akibatnya sama sekali tak menular pada kita yang satu ruang.
Tapi
bandingkan jika kita duduk disatu ruang dengan perokok yang asik
menghisap batangan tembakau. Kita yang perokok pasif bahkan jauh lebih
beresiko dan berbahaya di bandingkan mereka yang sudah aktif. Sebab
itulah, saya angkat topi tinggi-tinggi kepada perokok yang menghargai
hak sesama untuk menghirup oksigen bersih bebas dari asap rokok. Dan
sangat salut kepada para perokok yang mampu mengekang nafsunya untuk
tidak merokok ditempat umum. Tapi saya berubah menjadi illfeel
setengah mati ketika harus berjubel di tempat ramai yang jelas-jelas
terpampang tulisan besar-besar dengan huruf kapital tebal-tebal “DI LARANG MEROKOK” atau di lain kali “NO SMOKING” dan mereka klepas-klepus menebarkan asap nikotin
tanpa muka bersalah. Kalau sudah begini, saya lebih memilih berdamai
dengan menjauhinya karena menegur mereka sama saja dengan menggarami air
laut ditengah samudra. SIA SIA.
Dan
kepada para perokok aktif di Indonesia. Sudahkah anda sesekali
menghitung berapa panjang dan harga yang harus dibayar untuk rokok yang
anda sesap? Jika kita kalkulasikan dengan hitungan matematika lalu
melihat hasilnya, semoga anda akan berpikir dua kali untuk
terus mencandui batangannya. Jika anda bersikukuh untuk tetap bangga
menjadi perokok, itu terserah anda. Semua keputusan ada ditangan anda.
Toh kita sudah sama-sama dewasa, sama-sama tahu baik-buruknya segala
sesuatu terhadap kita dan lingkungan sekitar. Lepas dari itu semua.
hitungan sederhana berikut ini semoga mampu membuka mata kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar